Sejarah Kaos Distro Di Indonesia Sampai Terkenal Sekarang

sejarah berdirinya distro di indonesia

Sejarah berdirinya distro di Indonesia dimulai dari tiga orang yang berasal sebuah studio musik yang bernama Reverse dan berlokasi di daerah Sukasenang sekitar tahun ‘94. Mereka diantaranya bernama Richard, Helvi dan Didit, selanjutnya dikenal dengan Dxxxt (pendiri distro Revers). Awalnya mereka memasarkan produk yang target pasarnya hanya komunitas para pecinta musik rock dan skateboard. Mulailah mereka berjualan CD, kaset, aksesoris, poster, artwork, kaos (T-shirt), serta barang- barang lokal dan barang-barang impor menarik lainnya.

Tentu saja perjuangan untuk membesarkan bisnis yang dibangun berdasarkan hibu tersebut bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan yang harus dilewati. Tantangan tersebut berasal dari clothing company yang lebih duluan muncul dan tentu lebih mapan. Belum lagi pengembangan desain yang tidak dilakukan secara serius dan asal jiplak desain-desain yang sudah ada. Karena kenyataannya, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun karakter desain yang kuat dan khas.

Setelah melakukan perjuangan yang gigih dan memakan waktu, Reverse mulai dikenal. Jika sebelumnya Revers hanya didatangi para penggemar musik rock dan komunitas skateboard, selanjutnya Revers mulai didatangi komunitas lain seperti dari penikmat musik pop, metal, hardcore, punk, juga didatangi oleh kelompok pecinta BMX, surfing, dan lain sebagainya.

Sayangnya, saat krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998, bisnis yang dijalani Reverse mengalami masa-masa sulit sampai akhirnya harus tutup dikarenakan mereka sudah tidak mampu lagi membeli barang- barang dari luar negeri akibat tingginya lonjakan nilai dolar terhadap rupiah. Namun justru kondisi sulit inilah yang turut mengawali sejarah berdirinya distro di Kota Bandung dengan lahirnya fase baru dalam perkembangan industri clothing Bandung.

Akibat kekurangan modal untuk membeli barang-barang dari luar, daya kreatifitas anak-anak muda ini dipaksa untuk diasah. Mereka mulai memikirkan cara menghasilkan kaos distro sesuai dengan keinginan mereka. Dengan dimotori oleh Dxxxt pada tahun 2004, Reverse bertransformasi menjadi clothing company dan menjadi label yang fokus pada fashion pria. Urban Culture keseharian menjadi tim kreatifnya, merupakan salah satu sumber inspirasi  desain produk-produk Reverse. Adapun Helvi vetaran Reverse, mulai membangun usaha clothing label tersendiri bernama Airplane pada tahun 1997.

Di pihak para penggemar skateboard, BMX dan surfing pada waktu itu, ada seorang pemuda yang bernama Dandhy. Bersama dengan teman-temannya, Dandhy mulai membuat produk-produk yang mendukung hobi yang mereka cintai. Bukan hal yang mudah tentunya bisa menemukan fashion penunjang kegiatan surfing pada saat itu. Lalu mulailah mereka memproduksi barang-barang penunjang hobi mereka yang akan digunakan sendiri sekitar tahun 1996. Ternyata, apa yang mereka pakai justru menarik minat dan perhatian dari teman-teman mereka yang lain.

Peluang Bisnis Jualan Kaos Distro Saat Ini

Melihat trend penggunaan kaos distro yang justru semakin meningkat selama beberapa tahun terakhir ini, menjadikan bisnis jual kaos distro termasuk salah satu jenis bisnis yang berpeluang meraih kesuksesan dalam penjualan sepanjang tahun.

Sudah saatnya bagi Anda untuk turut mengambil bagian dalam perjalanan sejarah kaos distro di Indonesia yang terus berjalan di Indonesia dengan ikut berjualan kaos distro. Modal yang dibutuhkan pun tidak terlalu banyak tapi keuntungan yang akan didapat tergolong besar. Bayangkan saja, jika Anda membeli kaos distro dari kaosdistroku.com, Anda mendapatkan harga grosir sebesar Rp.27.000 per potong. Anda nantinya bisa menjualnya kembali dengan harga Rp.35.000. Profit/keuntungan yang bisa didapatkan dari penjualan per potong pakaian sebesar Rp.8000. Lumayan bukan?
Demikian informasi mengenai sejarah kaos distro yang bisa kami bagikan, semoga bermanfaat.